Selasa, 24 Oktober 2017

UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI ISLAMIYAH WONOMERTO

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin pesat perkembangannya, menuntut perubahan yang mendasar dalam berbagai bidang baik politik, ekonomi, budaya dan termasuk pendidikan. Inilah tantangan mutakhir manusia abad ini yang perlu diberi jawaban oleh lembaga kependidikan kita, terutama lembaga kependidikan Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan.[1]
Dalam pendidikan perubahan tersebut menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan secara ekstra oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, mulai dari tingkat yang atas sampai ketingkat yang rendah.
Demikian pula dampak perubahan yang terjadi di masyarakat secara otomatis akan terefleksi dalam kehidupan Madrasah, karena Madrasah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Hal yang perlu diingat adalah bahwa semua persoalan dan perubahan yang terjadi di masyarakat itu berada di “depan pintu”  Madrasah, karena Madrasah berada di titik sentral suatu masyarakat.
Problem-problem sosial yang menuntut pemecahan kepada lembaga adalah justru menghidupkan tugas dan fungsi lembaga kependidikan itu sendiri, mengingat lembaga itu merupakan pula lembaga kemasyarakatan yang berfungsi sebagai “agent of social change”.[2]
Dalam hal ini masyarakat hanya bisa menggantungkan diri pada Madrasah sebagai tempat untuk membelajarkan anak-anaknya yang kemudian makin mempertinggi harapan masyarakat atas peran Madrasah. Sehingga wajar apabila semakin lama semakin besar tuntutan masyarakat akan pendidikan yang berharap semakin mampu melayani kebutuhan mereka.
Apabila di atas disebutkan bahwa titik sentral masyarakat adalah Madrasah, maka Kepala Madrasah berada di titik paling sentral dalam kehidupan Madrasah. Keberhasilan atau kegagalan suatu Madrasah dalam menampilkan kinerjanya secara memuaskan banyak tergantung pada kualitas kepemimpinan kepala Madrasah. Demikian juga seorang Kepala Madrasah mempunyai peranan pimpinan yang sangat berpengaruh di lingkungan yang menjadi tanggung jawabnya.[3]
Pada hakekatnya Kepala Madrasah merupakan guru yang mendapatkan tugas tambahan dan diberikan kesempatan untuk mengelola suatu lembaga pendidikan.
Dalam kaitannya masalah peningkatan prestasi siswa di MI Islamiyah Wonomerto, peran Kepala Madrasah di sini merupakan kunci utama dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pendidikan. Seperti apakah model kepemimpinannya atau gaya kepemimpinannya sehingga Kepala Madrasah mempunyai strategi apa saja untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang salah satunya adalah ditandai dengan meningkatnya prestasi siswa.
Sebagai pendidikan formal MI Islamiyah Wonomerto mempunyai potensi untuk berkembang sebagai lembaga pendidikan yang mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan kepala Madrasah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai pemimpin pendidikan.
Kerjasama yang baik antar personal tenaga kependidikan di MI Islamiyah Wonomerto dan kerjasamanya dengan orang tua siswa dan elemen masyarakat sekitarnya juga merupakan salah satu bukti sebagai salah satu upaya yang dilakukan Kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa.
Banyak faktor lagi yang mendukung untuk tercapainya prestasi siswa, yaitu faktor internal siswa misalnya termasuk juga aspek psikologi yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam meningkatkan prestasi siswa di MI Islamiyah Wonomerto adalah berbagai usaha yang dilakukan Kepala Madrasah untuk menumbuhkan kepercayaan diri kepada anak, mengembangkan cara belajar dan menumbuhkan tujuan belajar di lingkungan Madrasah. Hal itu merupakan kunci sukses bagi anak didik untuk meraih prestasi yang membanggakan dan juga membimbing untuk meraih apa yang dicita-citakan.

B.       Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dan kekeliruan dalam menginterpretasikan judul ini, yaitu “UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI ISLAMIYAH WONOMERTO“ maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan, yaitu:
1.    Upaya
Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksud, akal, ikhtiar.[4]
Dalam pembahasan ini menjelaskan tentang upaya apa saja yang ditempuh oleh Kepala Madrasah untuk mencapai keberhasilan atau prestasi dalam pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto.
2.    Kepala Madrasah
Kepala Madrasah merupakan pemimpin pendidikan yang direkrut Madrasah untuk mengelola segala kegiatan di Madrasah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.[5]
3.    Meningkatkan
Kata meningkatkan dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah menaikkan (derajad, taraf, dan sebagainya).[6]
4.    Prestasi
Kata prestasi adalah hasil yang telah dicapai.[7] Yang dimaksud prestasi dalam pembahasan ini adalah sesuatu nilai lebih yang telah diraih oleh siswa MI Islamiyah Wonomerto, baik secara akademik maupun non akademik.
5.    Siswa
Dalam Bahasa Arab kata siswa biasa dipakai اَلْمُتَعَلِّمُ,اَلتِّلْمِيْذُ  dan اَلطَّالِبُ. Adanya berbagai istilah itu, pada hakikatnya tidaklah mengandung perbedaan-perbedaan yang prinsipil, sehingga bisa dipakai salah satu dari istilah-istilah tersebut ataupun dipergunakan secara berganti-ganti.[8]
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia siswa dikenal berbagai istilah yang lain  yaitu anak didik, murid, pelajar dan lain-lain.
6.    MI Islamiyah Wonomerto.
MI Islamiyah Wonomerto merupakan suatu bentuk lembaga pendidikan dasar yang merupakan salah satu pendidikan formal dan berada di bawah naungan Kementerian Agama, yang terletak di Desa Wonomerto, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang.

Berdasarkan penegasan istilah yang telah dipaparkan di atas maka karya tulis yang berjudul “UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI ISLAMIYAH WONOMERTO“  adalah sebuah tulisan yang membahas tentang kinerja Kepala Madrasah secara profesional dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dan kebijakan-kebijakan apa saja yang dilakukan Kepala Madrasah dalam mengelola dan meningkatkan mutu pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto.
C.    Tujuan Penulisan
Berpijak dari rumusan masalah yang telah penulis tentukan, maka tujuan dari karya Tulis ini adalah:
1.    Sebagai syarat untuk mengikuti Ekspo MEDP
2.    Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa di MI Islamiyah Wonomerto.
3.    Untuk mengetahui prestasi siswa MI Islamiyah Wonomerto baik yang bersifat akademik maupun non akademik.



























BAB II

UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI ISLAMIYAH WONOMERTO

A.    Kinerja Kepala Madrasah dalam Mengelola Pendidikan.
Kepala Madrasah merupakan pemimpin pendidikan yang direkrut Madrasah untuk mengelola segala kegiatan di Madrasah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.
Untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja kepala Madrasah adalah dengan melihat fungsi kepala Madrasah tersebut. Maka dapat diidentifikasi bagaimana kepala Madrasah yang profesional.
1.      Karakteristik Kepala Madrasah Profesional.
Kepala Madrasah merupakan profil sentral sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan. Kepala Madrasah tidak hanya sekedar sebagai kepala yang selalu berhak menonjolkan kekuasaannya saja, akan tetapi lebih diutamakan fungsinya sebagai pemimpin. Lembaga pendidikan senantiasa mendambakan profil pemimpin yang ideal dan dapat dijadikan contoh bagi kelompok yang dipimpinnya, dikarenakan dunia yang dipimpin adalah dunia pendidikan. Maka kepala Madrasah harus mampu menjadi contoh bagi para tenaga kependidikan yang ada di Madrasahnya.
Disamping itu, kepala Madrasah juga berperan penting dalam meningkatkan prestasi siswa. Berkenaan dengan hal ini kepala Madrasah harus mampu menjadi pemimpin yang dapat memberi contoh dalam memotivasi peserta didik untuk meningkatkan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan.
Kepala Madrasah MI Islamiyah Wonomerto, dalam beberapa hal seperti kegiatan ekstra kurikuler telah memberikan motivator kepada para guru dan siswa. Contoh motivator yang diberikan oleh kepala Madrasah adalah dalam bentuk partisipasi langsung dalam kegiatan ekstra.. Dalam hal ini partisipasi kepala Madrasah dalam kaitannya dengan kegiatan ekstra kurikuler Madrasah adalah sebagai motivator bagi guru. Kepala Madrasah juga memberikan contoh bagi para siswa dan guru akan pentingnya membangun tim kerja yang efektif.
Kegiatan ekstra kurikuler yang sedang berlangsung di MI Islamiyah Wonomerto saat ini adalah Baca Tulis Qur’an, Bahasa Arab dan Inggris, Komputer, Olahraga, Qosidah, dan Drumband . Disamping itu ada kegiatan pelajaran tambahan yaitu les mata pelajaran untuk siswa kelas V dan VI. Dalam hal ini, kepala Madrasah juga berpartisipasi langsung dalam kegiatan tersebut.
2.      Kepala Madrasah Sebagai Leader.
Kepala Madrasah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas.[9]
Dalam implementasinya, Kepala Madrasah sebagai leader dapat dianalisis dari tiga sifat kepemimpinannya yakni demokratis, otoriter dan Laissez faire. Ketiga sifat tersebut sering dimiliki secara bersamaan oleh seorang leader, sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya, sifat-sifat tersebut muncul secara situasional. Oleh karena itu kepala Madrasah sebagai leader mungkin bersifat demokratis, dan laissez faire.
Berikut ini akan dikemukakan satu persatu gaya-gaya kepemimpinan tersebut di atas:
a.       Gaya kepemimpinan otokratis.
Pemimpin yang bergaya otokratis ini memegang kekuasaan mutlak. Semua kebijakan/policy ditetapkan oleh pemimpin itu sendiri, langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pemimpin satu persatu yang dilakukan tanpa musyawarah dengan orang yang dipimpin.
b.      Gaya kepemimpinan Laissez faire
Pada kepemimpinan ini pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap orang yang dipimpin. Mereka mengambil kepuasan-kepuasan, menerapkan prosedur dan aktifitas kerja. Semua kebijaksanaan, metode dan sebagainya menjadi hak yang sepenuhnya dari orang yang dipimpin.
c.       Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya yang mempertemukan prinsip dan prosedur yang sangat ekstrim itu, yaitu kepemimpinan otokratis dan laissez faire. Kepemimpinan demokratis memanfaaatkan peran aktifitas dari orang yang dipimpin dan keputusan penting selalu disesuaikan dengan tuntutan kelompok. Kegiatan musyawarah merupakan langkah penting dalam menyelesaikan berbagai problem dalam pendidikan. Begitu juga dalam hal pengambilan keputusan, kepemimpinan ini menjadikan keterlibatan  pimpinan dalam berbagai kegiatan.
Gaya kepemimpinan di MI Islamiyah Wonomerto cenderung pada dua gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan laissez faire dan demokratis dengan aplikasi sebagai berikut:
1)      Kegiatan les kelas V dan VI melibatkan kepala Madrasah untuk berpartisipasi.
2)      Kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan oleh guru pembina yang sudah ditunjuk dalam musyawarah.
3)      Pengadaan sarana seperti buku pegangan guru dibeli bardasarkan permintaan guru berdasarkan kesepakatan kepala Madrasah.
4)      Adanya kebebasan bagi para guru untuk menentukan metode dan sistem pembelajaran.
3.        Kepala Madrasah sebagai manajer pendidikan.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, Kepala Madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif. Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program Madrasah.
Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a.       Perencanaan (Planning)
Perencanaan dapat diartikan sebagai persiapan yang teratur dari setiap usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap usaha atau pekerjaan, lebih-lebih yang melibatkan orang banyak, perencanaan merupakan tahapan permulaan yang sangat penting. Banyak tujuan yang tidak tercapai karena tidak adanya perencanaan yang baik, sehingga perencanaan tidak hanya dilakukan pada awal melakukan pekerjaan melainkan terus menerus dilakukan selama proses kerja berlangsung.
Sebagai pemimpin pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto, kepala Madrasah dalam mengelola pendidikan juga mempunyai berbagai kebijakan yang akan diterapkan. Hal inilah yang terangkum dalam suatu planing yang dilakukan oleh kepala Madrasah
b.      Pengorganisasian (Organizing)
Setelah perencanaan dilakukan maka perlu ditetapkan pembagian tugas diantara orang yang terlibat agar masing-masing tahu apa yang harus dikerjakan, inilah yang disebut dengan pengorganisasian. Jadi pengorganisasian maksudnya adalah proses pembagian tugas-tugas dan tanggung jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi yang ada di MI Islamiyah Wonomerto juga sudah berjalan cukup baik, hal ini di buktikan dengan solidnya berbagai organisasi yang ada di Madrasah tersebut, sehingga dengan organisasi itu akan tercipta koordinasi yang baik dalam mencapai tujuan yang sama.
c.       Penggerakan (Actuating)
Menurut George R. Terry actuating adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.[10]
Kepala Madrasah MI Islamiyah Wonomerto dalam memotivasi bawahannya agar lebih semangat dan kreatif dalam kinerjanya, biasanya kepala Madrasah terjun langsung dan terlibat dengan kegiatan tersebut. Sehingga dengan cara itulah akan tercipta koordinasi yang baik dalam meningkatkan tujuan pendidikan yang salah satunya yaitu dengan meningkatnya prestasi siswa.
d.      Pengawasan (Controlling)
Kegiatan pengawasan dapat berbentuk pemeriksaan, pengecekan, serta usaha pencegahan terhadap kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga bila terjadi panyimpangan dapat ditempuh usaha-usaha perbaikan.
Adapun program atau tujuan yang berkaitan dengan kinerja atau tugas kepala Madrasah sebagai menajer pendidikan adalah sebagai berikut :[11]
a.       Memberdayakan tenaga kependidikan melalui  kerjasama/kooperatif.
b.      Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan, untuk meningkatkan profesinya.
c.       Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan Madrasah.
Berdasarkan peran kepala Madrasah sebagai manajer pendidikan, di bawah ini adalah paparan mengenai aktifitas Madrasah MI Islamiyah Wonomerto saat ini:
a.       Para guru di MI Islamiyah Wonomerto mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) sebulan sekali yang bertempat di MI induk di Kecamatan Bandar yaitu di MIN Bandar.
b.      Memberikan kesempatan kepada guru wiyata bakti untuk mengikuti pendidikan lanjutan.
c.       Memberikan motivasi kepada guru yang telah lama berwiyata bakti untuk mengikuti seleksi PNS.
4.        Kepala Madrasah Sebagai Administrator.
Sebagai administrasi pendidikan kepala Madrasah secara spesifik harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola keuangan.
Kepala Madrasah MI Islamiyah Wonomerto sebagai administrator pendidikan bertugas untuk mengelola kegiatan Madrasah yang berkenaan dengan hal-hal yang tersebut di atas dengan baik. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa adanya keahlian tertentu yang dapat menunjang meningkatnya kinerja kepala Madrasah.
5.   Kepala Madrasah sebagai supervisor.
Salah satu tugas kepala Madrasah dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai supervisor. Kinerja kepala Madrasah sebagai supervisor menuntut kemampuan kepala Madrasah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan. Kegiatan supervisi dapat dilakukan melalui teknik individu dan teknik kelompok.
Teknik individu dapat dicontohkan dengan kunjungan atau observasi kelas, percakapan pribadi, dan lain-lain. Sedangkan untuk teknik kelompok adalah diskusi, seminar, rapat dan lain sebagainya. Di MI Islamiyah Wonomerto kegiatan supervisi yang telah dilakukan oleh kepala Madrasah selaku pengawas melekat adalah observasi kelas dan percakapan individual (individual conference), dan rapat Madrasah.

B. Upaya Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa.
Dalam hal mencapai tujuan pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto, kepala Madrasah selaku pemimpin pendidikan melakukan ikhtiar atau usaha untuk mencapai cita-cita tersebut. Upaya yang dilakukan oleh kepala Madrasah dalam mencapai peningkatan dalam prestasi siswa MI Islamiyah Wonomerto baik yang bersifat akademik maupun yang bersifat non akademik dapat berupa upaya secara formal dan  non formal.
Upaya secara formal adalah upaya yang ditempuh dalam bentuk fisik dan dapat dilihat. Hal tersebut dapat dilihat melalui kegiatan pembelajaran yang intensif, kegiatan les, kegiatan pelatihan-pelatihan ketrampilan siswa dan lain sebagainya yang bersifat akademik. Sedangkan upaya non formal adalah upaya dalam bentuk kegiatan kerohaniahan atau upaya yang dilakukan di luar kegiatan akademik.
Dalam hal ini kegiatan yang berkaitan dengan upaya kerohaniahan dilakukan secara non formal bersama masyarakat dan khususnya wali murid. Kegitan tersebut berupa kegiatan Istighotsah yang telah berjalan selama 4 tahun, hal ini tidak lain adalah bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan dalam pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto. 
Kepala Madrasah sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Kepala Madrasah tidak secara individual dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu prestasi siswa. Dalam hal ini kepala Madrasah dan guru merupakan elemen penting yang saling bekerja sama dalam menciptakan prestasi dalam diri peserta didik di lembaga pendidikan yang dikelolanya. Di samping itu peranan orang tua siswa dalam mengontrol kegiatan belajar siswa di rumah juga sangat membantu dalam peningkatan prestasi siswa.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Prestasi inilah yang menyebabkan ada atau timbulnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga pendidikan. Kepala Madrasah, guru dan seluruh tenaga kependidikan berupaya bekerjasama dengan baik dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan yang salah satunya ditandai dengan prestasi siswa.
Kepala Madrasah yang profesional akan berpengaruh pada kinerja guru ketika  keduanya bekerjasama dengan baik. Prestasi siswa adalah tujuan dari kedua pelaku pendidikan tersebut. Demikian juga kepala Madrasah dan guru di MI Islamiyah Wonomerto telah berupaya menciptakan kerjasama yang baik dalam upaya peningkatan prestasi siswa di MI Islamiyah Wonomerto. Upaya-upaya kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa di MI Islamiyah Wonomerto baik yang bersifat formal maupun non formal adalah sebagai berikut:
1.      Upaya Kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa secara formal.
a.       Mengefektifkan kegiatan pembelajaran dengan memantau disiplin waktu masuk dan selesai jam pelajaran.
b.      Menugaskan guru pengganti bagi guru mata pelajaran yang berhalangan hadir, biasanya tugas tersebut dilimpahkan kepada guru yang sedikit jam mengajarnya.
c.       Mengadakan rapat Madrasah secara rutin yang salah satu program yang dibahas adalah masalah kegiatan belajar dikelas.
d.      Mengikutsertakan guru-guru mata pelajaran untuk mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di madrasah induk.
e.       Memberi kesempatan pada guru untuk menempuh pendidikan lanjutan.
f.       Berkoordinasi dengan guru mata pelajaran dalam hal pengadaan buku pegangan tambahan guru.
g.      Mengadakan kegiatan les bagi siswa kelas V dan VI.
h.      Mengadakan Supervisi Kelas.
2.      Upaya kepala Madrasah dalam peningkatan prestasi siswa secara non formal
Kepala Madrasah sebagai salah satu penyampai informasi perkembangan kegiatan pendidikan yang menunjang peningkatan prestasi siswa. Informasi tersebut dapat berasal dari Kementerian Agama Cabang ataupun Kementerian AgamaPusat. Informasi itupun dapat berasal dari masyarakat. Dalam hal ini kepala Madrasah harus selalu peka terhadap informasi yang ada. Informasi peningkatan prestasi siswa sering  diwujudkan dalam bentuk perlombaan-perlombaan baik di tingkat Kecamatan, Kabupaten, bahkan Propinsi.
Dengan mengikutsertakan siswa dalam kegiatan-kegiatan perlombaan tersebut setidaknya dapat dijadikan tolak ukur kongkrit hasil dari upaya peningkatan prestasi siswa secara formal. Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dialokasikan di MI Islamiyah Wonomerto dan upaya peningkatan prestasi siswa secara non formal adalah:
a.       Mengikutsertakan siswa dalam perlombaan PORSENI tingkat MI se-Kecamatan, Kabupaten ataupun Propinsi.
b.      Mengikutsertakan siswa dalam perlombaan Mata Pelajaran.
c.       Mengadakan kegiatan Istighotsah dengan masyarakat khususnya wali murid sebulan sekali.







BAB III
KESIMPULAN
Kepala Madrasah merupakan peimipin formal yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk itu kepala Madrasah bertangggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun dalam mencipatakan iklim Madrasah yang kondusif yang menumbuhnkan semangat tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan kepala Madrasah inilah, kepala Madrasah diharapakan dapat memberikan dorongan serta memberikan kemudahan untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam proses pencapaian tujuan.
Upaya yang telah dan masih dilakukan oleh Kepala Madrasah beserta Staf Guru di MI Islamiyah Wonomerto dalam rangka meningkatkan prestasi Siswa adalah dengan berupaya melalui jalur formal maupun non formal. Upaya secara formal adalah upaya yang ditempuh dalam bentuk fisik dan dapat dilihat. Hal tersebut dapat dilihat melalui kegiatan pembelajaran yang intensif, kegiatan les, kegiatan pelatihan-pelatihan ketrampilan siswa dan lain sebagainya yang bersifat akademik. Sedangkan upaya non formal adalah upaya dalam bentuk kegiatan kerohaniahan atau upaya yang dilakukan di luar kegiatan akademik, misalnya kegiatan Istighotsah rutin.














DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1996.

Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Madrasah, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003.

Partanto, Pius A., dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka, 1994.
Poerwodarminto, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Purwanto, M.Ngalim., Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996.
Tauhied, H. Abu., dan Drs. H. Mangun Budiyanto, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta : Sekretariat Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah, 1990.




[1] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 43
[2] Ibid, hal.45
[3] M. Ngalim Purwanto, MP, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hal. 73
[4] W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 1132
[5] M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 62
[6] W.J.S. Poerwodarminto, op.cit, .hal. 1078
[7] Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka, 1994), hal. 275
[8] H. Abu Tauhied dan Drs. H. Mangun Budiyanto, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sekretariat Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah, 1990), hal. 57
[9] E Mulyasa, op.cit.
[10] Ibid, hal. 14
[11] E. mulyasa, op.cit, hal. 103.

1 komentar: