BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi
yang semakin hari semakin pesat perkembangannya, menuntut perubahan yang
mendasar dalam berbagai bidang baik politik, ekonomi, budaya dan termasuk
pendidikan. Inilah tantangan mutakhir manusia abad ini yang perlu diberi
jawaban oleh lembaga kependidikan kita, terutama lembaga kependidikan Islam
dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan.[1]
Dalam pendidikan perubahan tersebut menuntut berbagai tugas yang harus
dikerjakan secara ekstra oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan
fungsinya masing-masing, mulai dari tingkat yang atas sampai ketingkat yang
rendah.
Demikian pula dampak perubahan yang terjadi di masyarakat secara otomatis
akan terefleksi dalam kehidupan Madrasah, karena Madrasah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari masyarakat. Hal yang perlu diingat adalah bahwa semua
persoalan dan perubahan yang terjadi di masyarakat itu berada di “depan
pintu” Madrasah, karena Madrasah
berada di titik sentral suatu masyarakat.
Problem-problem sosial yang menuntut pemecahan kepada lembaga adalah
justru menghidupkan tugas dan fungsi lembaga kependidikan itu sendiri,
mengingat lembaga itu merupakan pula lembaga kemasyarakatan yang berfungsi
sebagai “agent of social change”.[2]
Dalam hal ini masyarakat hanya bisa menggantungkan diri pada Madrasah
sebagai tempat untuk membelajarkan anak-anaknya yang kemudian makin
mempertinggi harapan masyarakat atas peran Madrasah. Sehingga wajar apabila
semakin lama semakin besar tuntutan masyarakat akan pendidikan yang berharap
semakin mampu melayani kebutuhan mereka.
Apabila di atas disebutkan bahwa titik sentral masyarakat adalah Madrasah,
maka Kepala Madrasah berada di titik paling sentral dalam kehidupan Madrasah.
Keberhasilan atau kegagalan suatu Madrasah dalam menampilkan kinerjanya secara
memuaskan banyak tergantung pada kualitas kepemimpinan kepala Madrasah.
Demikian juga seorang Kepala Madrasah mempunyai peranan pimpinan yang sangat
berpengaruh di lingkungan yang menjadi tanggung jawabnya.[3]
Pada hakekatnya Kepala Madrasah merupakan guru yang mendapatkan tugas
tambahan dan diberikan kesempatan untuk mengelola suatu lembaga pendidikan.
Dalam kaitannya masalah peningkatan prestasi siswa di MI Islamiyah
Wonomerto, peran Kepala Madrasah di sini merupakan kunci utama dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pendidikan. Seperti apakah model kepemimpinannya
atau gaya kepemimpinannya sehingga Kepala Madrasah mempunyai strategi apa saja
untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang salah satunya adalah ditandai
dengan meningkatnya prestasi siswa.
Sebagai pendidikan formal MI Islamiyah Wonomerto mempunyai potensi untuk
berkembang sebagai lembaga pendidikan yang mampu bersaing dengan lembaga
pendidikan lainnya. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan kepala Madrasah
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai pemimpin pendidikan.
Kerjasama yang baik antar personal tenaga kependidikan di MI Islamiyah
Wonomerto dan kerjasamanya dengan orang tua siswa dan elemen masyarakat
sekitarnya juga merupakan salah satu bukti sebagai salah satu upaya yang
dilakukan Kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa.
Banyak faktor lagi yang mendukung untuk tercapainya prestasi siswa, yaitu
faktor internal siswa misalnya termasuk juga aspek psikologi yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam meningkatkan prestasi siswa di MI
Islamiyah Wonomerto adalah berbagai usaha yang dilakukan Kepala Madrasah untuk
menumbuhkan kepercayaan diri kepada anak, mengembangkan cara belajar dan
menumbuhkan tujuan belajar di lingkungan Madrasah. Hal itu merupakan kunci
sukses bagi anak didik untuk meraih prestasi yang membanggakan dan juga
membimbing untuk meraih apa yang dicita-citakan.
B.
Penegasan
Istilah
Untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dan kekeliruan dalam
menginterpretasikan judul ini, yaitu “UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI SISWA DI MI ISLAMIYAH WONOMERTO“ maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan, yaitu:
1.
Upaya
Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksud,
akal, ikhtiar.[4]
Dalam
pembahasan ini menjelaskan tentang upaya apa saja yang ditempuh oleh Kepala Madrasah
untuk mencapai keberhasilan atau prestasi dalam pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto.
2.
Kepala Madrasah
Kepala Madrasah merupakan pemimpin pendidikan yang direkrut Madrasah
untuk mengelola segala kegiatan di Madrasah sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan.[5]
3.
Meningkatkan
Kata meningkatkan dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah
menaikkan (derajad, taraf, dan sebagainya).[6]
4.
Prestasi
Kata prestasi adalah hasil yang telah dicapai.[7]
Yang dimaksud prestasi dalam pembahasan ini adalah sesuatu nilai lebih yang
telah diraih oleh siswa MI Islamiyah
Wonomerto, baik secara akademik maupun non akademik.
5.
Siswa
Dalam Bahasa Arab kata siswa biasa dipakai اَلْمُتَعَلِّمُ,اَلتِّلْمِيْذُ dan اَلطَّالِبُ. Adanya berbagai istilah itu, pada hakikatnya tidaklah
mengandung perbedaan-perbedaan yang prinsipil, sehingga bisa dipakai salah satu
dari istilah-istilah tersebut ataupun dipergunakan secara berganti-ganti.[8]
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia siswa dikenal berbagai
istilah yang lain yaitu anak didik,
murid, pelajar dan lain-lain.
6.
MI Islamiyah Wonomerto.
MI Islamiyah
Wonomerto merupakan suatu bentuk lembaga pendidikan dasar yang merupakan
salah satu pendidikan formal dan berada di bawah naungan Kementerian Agama,
yang terletak di Desa Wonomerto, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang.
Berdasarkan penegasan istilah yang telah dipaparkan di atas maka karya
tulis yang berjudul “UPAYA KEPALA MADRASAH
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI ISLAMIYAH WONOMERTO“ adalah sebuah tulisan yang membahas tentang
kinerja Kepala Madrasah secara profesional dalam upaya meningkatkan prestasi
siswa dan kebijakan-kebijakan apa saja yang dilakukan Kepala Madrasah dalam
mengelola dan meningkatkan mutu pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto.
C. Tujuan Penulisan
Berpijak dari rumusan masalah yang telah penulis tentukan,
maka tujuan dari karya Tulis ini adalah:
1. Sebagai
syarat untuk mengikuti Ekspo MEDP
2. Untuk
mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Kepala Madrasah dalam meningkatkan
prestasi siswa di MI Islamiyah Wonomerto.
3. Untuk
mengetahui prestasi siswa MI Islamiyah Wonomerto baik yang bersifat akademik
maupun non akademik.
BAB II
UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI ISLAMIYAH WONOMERTO
A.
Kinerja
Kepala Madrasah dalam Mengelola Pendidikan.
Kepala Madrasah
merupakan pemimpin pendidikan yang direkrut Madrasah untuk mengelola segala
kegiatan di Madrasah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.
Untuk
mendapatkan informasi mengenai kinerja kepala Madrasah adalah dengan melihat
fungsi kepala Madrasah tersebut. Maka dapat diidentifikasi bagaimana kepala Madrasah
yang profesional.
1.
Karakteristik Kepala Madrasah Profesional.
Kepala Madrasah
merupakan profil sentral sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan. Kepala Madrasah
tidak hanya sekedar sebagai kepala yang selalu berhak menonjolkan kekuasaannya
saja, akan tetapi lebih diutamakan fungsinya sebagai pemimpin. Lembaga
pendidikan senantiasa mendambakan profil pemimpin yang ideal dan dapat
dijadikan contoh bagi kelompok yang dipimpinnya, dikarenakan dunia yang dipimpin
adalah dunia pendidikan. Maka kepala Madrasah harus mampu menjadi contoh bagi
para tenaga kependidikan yang ada di Madrasahnya.
Disamping itu,
kepala Madrasah juga berperan penting dalam meningkatkan prestasi siswa.
Berkenaan dengan hal ini kepala Madrasah harus mampu menjadi pemimpin yang
dapat memberi contoh dalam memotivasi peserta didik untuk meningkatkan rasa
cinta terhadap ilmu pengetahuan.
Kepala Madrasah
MI Islamiyah Wonomerto, dalam beberapa hal seperti kegiatan ekstra kurikuler
telah memberikan motivator kepada para guru dan siswa. Contoh motivator yang
diberikan oleh kepala Madrasah adalah dalam bentuk partisipasi langsung dalam
kegiatan ekstra.. Dalam hal ini partisipasi kepala Madrasah dalam kaitannya
dengan kegiatan ekstra kurikuler Madrasah adalah sebagai motivator bagi guru.
Kepala Madrasah juga memberikan contoh bagi para siswa dan guru akan pentingnya
membangun tim kerja yang efektif.
Kegiatan
ekstra kurikuler yang sedang berlangsung di MI Islamiyah Wonomerto saat ini
adalah Baca Tulis Qur’an, Bahasa Arab dan Inggris, Komputer, Olahraga, Qosidah,
dan Drumband . Disamping itu ada kegiatan pelajaran tambahan yaitu les mata
pelajaran untuk siswa kelas V dan VI. Dalam hal ini, kepala Madrasah juga
berpartisipasi langsung dalam kegiatan tersebut.
2.
Kepala Madrasah Sebagai Leader.
Kepala Madrasah
sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan
kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
tugas.[9]
Dalam
implementasinya, Kepala Madrasah sebagai leader dapat dianalisis dari tiga
sifat kepemimpinannya yakni demokratis, otoriter dan Laissez faire.
Ketiga sifat tersebut sering dimiliki secara bersamaan oleh seorang leader,
sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya, sifat-sifat tersebut muncul secara
situasional. Oleh karena itu kepala Madrasah sebagai leader mungkin
bersifat demokratis, dan laissez faire.
Berikut ini
akan dikemukakan satu persatu gaya-gaya kepemimpinan tersebut di atas:
a.
Gaya kepemimpinan otokratis.
Pemimpin yang
bergaya otokratis ini memegang kekuasaan mutlak. Semua kebijakan/policy
ditetapkan oleh pemimpin itu sendiri, langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh
pemimpin satu persatu yang dilakukan tanpa musyawarah dengan orang yang
dipimpin.
b.
Gaya kepemimpinan Laissez faire
Pada
kepemimpinan ini pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
setiap orang yang dipimpin. Mereka mengambil kepuasan-kepuasan, menerapkan
prosedur dan aktifitas kerja. Semua kebijaksanaan, metode dan sebagainya
menjadi hak yang sepenuhnya dari orang yang dipimpin.
c.
Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis merupakan gaya yang mempertemukan prinsip dan prosedur
yang sangat ekstrim itu, yaitu kepemimpinan otokratis dan laissez faire.
Kepemimpinan demokratis memanfaaatkan peran aktifitas dari orang yang dipimpin
dan keputusan penting selalu disesuaikan dengan tuntutan kelompok. Kegiatan
musyawarah merupakan langkah penting dalam menyelesaikan berbagai problem dalam
pendidikan. Begitu juga dalam hal pengambilan keputusan, kepemimpinan ini
menjadikan keterlibatan pimpinan dalam
berbagai kegiatan.
Gaya
kepemimpinan di MI Islamiyah Wonomerto cenderung pada dua gaya kepemimpinan
yaitu gaya kepemimpinan laissez faire dan demokratis dengan aplikasi
sebagai berikut:
1)
Kegiatan les kelas V dan VI melibatkan kepala Madrasah untuk
berpartisipasi.
2)
Kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan oleh guru pembina yang sudah
ditunjuk dalam musyawarah.
3)
Pengadaan sarana seperti buku pegangan guru dibeli bardasarkan permintaan
guru berdasarkan kesepakatan kepala Madrasah.
4)
Adanya kebebasan bagi para guru untuk menentukan metode dan sistem
pembelajaran.
3.
Kepala Madrasah sebagai manajer pendidikan.
Dalam rangka
melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, Kepala Madrasah harus memiliki
strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama
atau kooperatif. Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program Madrasah.
Manajemen pada
hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta
mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
a.
Perencanaan (Planning)
Perencanaan
dapat diartikan sebagai persiapan yang teratur dari setiap usaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap usaha atau pekerjaan, lebih-lebih
yang melibatkan orang banyak, perencanaan merupakan tahapan permulaan yang
sangat penting. Banyak tujuan yang tidak tercapai karena tidak adanya
perencanaan yang baik, sehingga perencanaan tidak hanya dilakukan pada awal
melakukan pekerjaan melainkan terus menerus dilakukan selama proses kerja
berlangsung.
Sebagai
pemimpin pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto, kepala Madrasah dalam mengelola
pendidikan juga mempunyai berbagai kebijakan yang akan diterapkan. Hal inilah
yang terangkum dalam suatu planing yang dilakukan oleh kepala Madrasah
b.
Pengorganisasian (Organizing)
Setelah
perencanaan dilakukan maka perlu ditetapkan pembagian tugas diantara orang yang
terlibat agar masing-masing tahu apa yang harus dikerjakan, inilah yang disebut
dengan pengorganisasian. Jadi pengorganisasian maksudnya adalah proses
pembagian tugas-tugas dan tanggung jawab serta wewenang sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi
yang ada di MI Islamiyah Wonomerto juga sudah berjalan cukup baik, hal ini di
buktikan dengan solidnya berbagai organisasi yang ada di Madrasah tersebut,
sehingga dengan organisasi itu akan tercipta koordinasi yang baik dalam
mencapai tujuan yang sama.
c.
Penggerakan (Actuating)
Menurut George
R. Terry actuating adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi.[10]
Kepala Madrasah
MI Islamiyah Wonomerto dalam memotivasi bawahannya agar lebih semangat dan
kreatif dalam kinerjanya, biasanya kepala Madrasah terjun langsung dan terlibat
dengan kegiatan tersebut. Sehingga dengan cara itulah akan tercipta koordinasi
yang baik dalam meningkatkan tujuan pendidikan yang salah satunya yaitu dengan
meningkatnya prestasi siswa.
d.
Pengawasan (Controlling)
Kegiatan
pengawasan dapat berbentuk pemeriksaan, pengecekan, serta usaha pencegahan
terhadap kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga bila terjadi panyimpangan
dapat ditempuh usaha-usaha perbaikan.
Adapun program
atau tujuan yang berkaitan dengan kinerja atau tugas kepala Madrasah sebagai
menajer pendidikan adalah sebagai berikut :[11]
a.
Memberdayakan tenaga kependidikan melalui
kerjasama/kooperatif.
b.
Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan, untuk meningkatkan
profesinya.
c.
Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan Madrasah.
Berdasarkan
peran kepala Madrasah sebagai manajer pendidikan, di bawah ini adalah paparan
mengenai aktifitas Madrasah MI Islamiyah Wonomerto saat ini:
a.
Para guru di MI Islamiyah Wonomerto mengikuti kegiatan Kelompok Kerja
Guru (KKG) sebulan sekali yang bertempat di MI induk di Kecamatan Bandar yaitu
di MIN Bandar.
b.
Memberikan kesempatan kepada guru wiyata bakti untuk mengikuti pendidikan
lanjutan.
c.
Memberikan motivasi kepada guru yang telah lama berwiyata bakti untuk
mengikuti seleksi PNS.
4.
Kepala Madrasah Sebagai Administrator.
Sebagai
administrasi pendidikan kepala Madrasah secara spesifik harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik,
mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana,
mengelola administrasi kearsipan dan mengelola keuangan.
Kepala Madrasah
MI Islamiyah Wonomerto sebagai administrator pendidikan bertugas untuk
mengelola kegiatan Madrasah yang berkenaan dengan hal-hal yang tersebut di atas
dengan baik. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa adanya keahlian tertentu yang
dapat menunjang meningkatnya kinerja kepala Madrasah.
5. Kepala Madrasah sebagai supervisor.
Salah satu
tugas kepala Madrasah dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
supervisor. Kinerja kepala Madrasah sebagai supervisor menuntut kemampuan
kepala Madrasah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
kualitas tenaga kependidikan. Kegiatan supervisi dapat dilakukan melalui teknik
individu dan teknik kelompok.
Teknik
individu dapat dicontohkan dengan kunjungan atau observasi kelas, percakapan
pribadi, dan lain-lain. Sedangkan untuk teknik kelompok adalah diskusi,
seminar, rapat dan lain sebagainya. Di MI Islamiyah Wonomerto kegiatan
supervisi yang telah dilakukan oleh kepala Madrasah selaku pengawas melekat
adalah observasi kelas dan percakapan individual (individual conference),
dan rapat Madrasah.
B. Upaya
Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa.
Dalam hal
mencapai tujuan pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto, kepala Madrasah selaku
pemimpin pendidikan melakukan ikhtiar atau usaha untuk mencapai cita-cita
tersebut. Upaya yang dilakukan oleh kepala Madrasah dalam mencapai peningkatan
dalam prestasi siswa MI Islamiyah Wonomerto baik yang bersifat akademik maupun
yang bersifat non akademik dapat berupa upaya secara formal dan non formal.
Upaya secara
formal adalah upaya yang ditempuh dalam bentuk fisik dan dapat dilihat. Hal
tersebut dapat dilihat melalui kegiatan pembelajaran yang intensif, kegiatan
les, kegiatan pelatihan-pelatihan ketrampilan siswa dan lain sebagainya yang
bersifat akademik. Sedangkan upaya non formal adalah upaya dalam bentuk
kegiatan kerohaniahan atau upaya yang dilakukan di luar kegiatan akademik.
Dalam hal ini
kegiatan yang berkaitan dengan upaya kerohaniahan dilakukan secara non formal
bersama masyarakat dan khususnya wali murid. Kegitan tersebut berupa kegiatan Istighotsah
yang telah berjalan selama 4 tahun, hal ini tidak lain adalah bertujuan untuk
meningkatkan keberhasilan dalam pendidikan di MI Islamiyah Wonomerto.
Kepala Madrasah
sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pendidikan. Kepala Madrasah tidak secara individual dalam
meningkatkan kualitas pendidikan yaitu prestasi siswa. Dalam hal ini kepala Madrasah
dan guru merupakan elemen penting yang saling bekerja sama dalam menciptakan
prestasi dalam diri peserta didik di lembaga pendidikan yang dikelolanya. Di
samping itu peranan orang tua siswa dalam mengontrol kegiatan belajar siswa di
rumah juga sangat membantu dalam peningkatan prestasi siswa.
Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai. Prestasi inilah yang menyebabkan ada atau
timbulnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga pendidikan. Kepala Madrasah,
guru dan seluruh tenaga kependidikan berupaya bekerjasama dengan baik dalam
mewujudkan keberhasilan pendidikan yang salah satunya ditandai dengan prestasi
siswa.
Kepala Madrasah
yang profesional akan berpengaruh pada kinerja guru ketika keduanya bekerjasama dengan baik. Prestasi
siswa adalah tujuan dari kedua pelaku pendidikan tersebut. Demikian juga kepala
Madrasah dan guru di MI Islamiyah Wonomerto telah berupaya menciptakan
kerjasama yang baik dalam upaya peningkatan prestasi siswa di MI Islamiyah
Wonomerto. Upaya-upaya kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa di MI
Islamiyah Wonomerto baik yang bersifat formal maupun non formal adalah sebagai
berikut:
1.
Upaya Kepala Madrasah dalam meningkatkan prestasi siswa secara formal.
a.
Mengefektifkan kegiatan pembelajaran dengan memantau disiplin waktu masuk
dan selesai jam pelajaran.
b.
Menugaskan guru pengganti bagi guru mata pelajaran yang berhalangan
hadir, biasanya tugas tersebut dilimpahkan kepada guru yang sedikit jam
mengajarnya.
c.
Mengadakan rapat Madrasah secara rutin yang salah satu program yang
dibahas adalah masalah kegiatan belajar dikelas.
d.
Mengikutsertakan guru-guru mata pelajaran untuk mengikuti kegiatan
Kelompok Kerja Guru (KKG) di madrasah induk.
e.
Memberi kesempatan pada guru untuk menempuh pendidikan lanjutan.
f.
Berkoordinasi dengan guru mata pelajaran dalam hal pengadaan buku
pegangan tambahan guru.
g.
Mengadakan kegiatan les bagi siswa kelas V dan VI.
h.
Mengadakan Supervisi Kelas.
2.
Upaya kepala Madrasah dalam peningkatan prestasi siswa secara non formal
Kepala Madrasah
sebagai salah satu penyampai informasi perkembangan kegiatan pendidikan yang
menunjang peningkatan prestasi siswa. Informasi tersebut dapat berasal dari Kementerian
Agama Cabang ataupun Kementerian AgamaPusat. Informasi itupun dapat berasal
dari masyarakat. Dalam hal ini kepala Madrasah harus selalu peka terhadap
informasi yang ada. Informasi peningkatan prestasi siswa sering diwujudkan dalam bentuk perlombaan-perlombaan
baik di tingkat Kecamatan, Kabupaten, bahkan Propinsi.
Dengan
mengikutsertakan siswa dalam kegiatan-kegiatan perlombaan tersebut setidaknya
dapat dijadikan tolak ukur kongkrit hasil dari upaya peningkatan prestasi siswa
secara formal. Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dialokasikan di MI Islamiyah
Wonomerto dan upaya peningkatan prestasi siswa secara non formal adalah:
a.
Mengikutsertakan siswa dalam perlombaan PORSENI tingkat MI se-Kecamatan,
Kabupaten ataupun Propinsi.
b.
Mengikutsertakan siswa dalam perlombaan Mata Pelajaran.
c.
Mengadakan kegiatan Istighotsah dengan masyarakat khususnya wali murid
sebulan sekali.
BAB III
KESIMPULAN
Kepala Madrasah merupakan peimipin formal yang tidak
bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan tertentu. Untuk
itu kepala Madrasah bertangggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun dalam
mencipatakan iklim Madrasah yang kondusif yang menumbuhnkan semangat tenaga
pendidik maupun peserta didik. Dengan kepemimpinan kepala Madrasah inilah,
kepala Madrasah diharapakan dapat memberikan dorongan serta memberikan
kemudahan untuk kemajuan serta dapat memberikan inspirasi dalam proses
pencapaian tujuan.
Upaya yang telah dan masih dilakukan
oleh Kepala Madrasah beserta Staf Guru di MI Islamiyah Wonomerto dalam rangka
meningkatkan prestasi Siswa adalah dengan berupaya melalui jalur formal maupun non formal. Upaya secara formal
adalah upaya yang ditempuh dalam bentuk fisik dan dapat dilihat. Hal tersebut
dapat dilihat melalui kegiatan pembelajaran yang intensif, kegiatan les,
kegiatan pelatihan-pelatihan ketrampilan siswa dan lain sebagainya yang
bersifat akademik. Sedangkan upaya non formal adalah upaya dalam bentuk
kegiatan kerohaniahan atau upaya yang dilakukan di luar kegiatan akademik,
misalnya kegiatan Istighotsah rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara,
1996.
Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Madrasah, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2003.
Partanto, Pius A., dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:
Arloka, 1994.
Poerwodarminto, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1976.
Purwanto, M.Ngalim., Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung
: Remaja Rosdakarya, 1996.
Tauhied, H. Abu., dan Drs. H. Mangun Budiyanto, Beberapa Aspek
Pendidikan Islam, Yogyakarta : Sekretariat Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah,
1990.
[1]
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal.
43
[2]
Ibid, hal.45
[3]
M. Ngalim Purwanto, MP, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1998), hal. 73
[4]
W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1976), hal. 1132
[5]
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 62
[6]
W.J.S. Poerwodarminto, op.cit, .hal. 1078
[7]
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:
Arloka, 1994), hal. 275
[8]
H. Abu Tauhied dan Drs. H. Mangun Budiyanto, Beberapa Aspek Pendidikan
Islam, (Yogyakarta: Sekretariat Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah, 1990),
hal. 57
[9]
E Mulyasa, op.cit.
[10]
Ibid, hal. 14
[11]
E. mulyasa, op.cit, hal. 103.
ok
BalasHapus